Jumat, 03 September 2010

Perlu di Uji

Haruskah kekurangan,,,,,
Haruskah kesusahan....
Haruskah diberi ujian....
Haruskah dihilangkan nikmat...
Haruskah didatangkan petaka...
Haruskah menempuh badai ganas untuk dapat belajar
Atau kita mampu melihat setiap peringatan dalam ayat-ayat cintaNya,
Atau mampu belajar dari pengalaman orang lain untuk memperoleh kesadaran

Kadang-kadang memang perlu sentilan....
Perlu ujian untuk memperoleh kesadaran
Sesuatu yang ku trima saat itu,,, membuatku menghargai setiap hal yang telah digariskan Allah untukku...
Dari ujian tersebut bahkan memberikan banyak kebaikan bagiku...
Lebih dari apa yang kudambakan dan ku usahakan saat itu..

Ku meminta pada Allah setangkai bunga
Ia beri aku kaktus berduri

Ku meminta pada Allah binatang mungil nan cantik
Ia beri ku ulat berbulu

Saat itu,, ku sedih........

Namun kemudian,
Kaktus itu berbunga indah,, bahkan sangat indah
Ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu2 yang amat cantik..

Itulah jalan Allah, indah pada waktunya!

Allah memberi apa yang kita perlukan
Memberi hal yang terbaik bagi setiap hambaNya
Kadang kita sedih, kecewa, terluka, tapi jauh di atas segalanya,
Ia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.


MENSYUKURI NIKMAT

Tak pernah terbayangkan, klo ternyata aku akan begitu sangat mensyukuri keberadaan paman bakso, paman sayur, paman tahu, paman mie ayam, yang sering lewat setiap hari di depan rumahku. Ataupun bibi sayur dan paman ikan yang jualan setiap hari di ujung jalan. Ya, peristiwa biasa setiap harinya, umum terjadi dan terlihat tak bermakna sama sekali. Namun, kesadaran akan pentingnya kehadiran mereka semua tlah ku dapatkan saat ku ditugaskan di Upau, tempat kerjaku sesuai SK CPNS yang kutrima.




Upau (daerah yang tak pernah kudengar nama n tempatnya dimana. Jadi,, tuk ke sana aku dan bapakku hanya berbekal nanya-nanya arah ma orang), tempat aku bekerja dan tinggal sekarang ini. Aku tak menyatakan bahwa daerah tersebut membuatku menderita dan tak betah. Tak seperti itu...... Suerrr... ^_^v ,,, Aku bahkan tak menangis dan mengeluh saat pertama kali melihat tempat kerjaku n mpe sekarang sieh masih belum.. (Mudahan ga nangis dech...^_^). walaupun tuk mencapai Upau aku harus menempuh jarak yang cukup jauh dari ibukota kabupaten serta melewati jalan yang hanya dikelilingi pepohonan. Karena sungguh, aku menganggap bahwa upau merupakan tempat yang indah. Berada di wilayah pedesaan yang terletak di daerah perbukitan yang masih alami dan asri. Atau karena sebagai alumnus prodi Bio aku memang interest dengan yang namanya back to nature ya???

SMAN 1 Upau merupakan sekolah tempatku mengajar, terletak tepat di atas bukit. Sehingga dari halaman sekolah, mataku selalu dimanjakan dengan indahnya jejeran perbukitan yang masih asri. Soal udara? Wah, jangan ditanya, sudah pasti jauh dari yang namanya polusi, bahkan sangat bersih dan menyegarkan bila dibandingkan dengan Banjarmasin. Sumber daya Alam luar biasa yang dianugerahkan Allah untuk manusia.

Lalu,, tw ga kenapa berada di daerah tersebut bisa membuatku menghargai keberadaan paman2 itu?? Ya,.... karena berada di sana membuatku melihat keberadaan paman-paman tersebut pada sudut pandang yang berbeda. Bila di Banjarmasin, mudah bagiku menemukan berbagai makanan yang dijual melalui perantaraan paman-paman tersebut,, berbeda halnya dengan di Upau. Sebagai sebuah desa, Upau tentu saja menyediakan sarana dan prasarana yang terbatas sesuai dengan statusnya. Pasar yang hanya ada 1 minggu sekali, paman mie ayam yang lewat 2 kali seminggu, paman sayur dan paman ikan yang lewat hampir setiap hari namun tak tentu waktunya, sehingga saat ditunggu-tunggu ga lewat,, eh,, pas ga ditunggu ternyata tuh pamannya dah berlalu tanpa sempat dipanggil (Duh...... paman, daku menunggu-nunggu lo kehadiranmu. Dan dikau berlalu begitu saja,,, Akhirnya, daku Maem telor dech..).

Semua hal itu pun sangat ku syukuri,, karena masih banyak teman-teman seprofesiku yang memperoleh tantangan yang luar biasa di tempat kerja baru mereka. Menjadi pengajar dan pendidik sudah kuniatkan sejak aku memilih FKIP sebagai tempat ku kuliah. Aku dah bertekad untuk benar-benar berkarya, ditempatkan di mana pun dan dalam kondisi apa pun aku harus siap, bahkan dalam kondisi terburuk sekali pun (dalam bayanganku,mungkin ku ditempatkan di desa terpencil tanpa listrik, harus mencari air ke tempat yang jauh, mengajar di sekolah yang sarana prasarananya membuat 'miris hati', tempat tinggal yang ga kondusif, dsb..). Ooopsss, sebenarnya sie ga seidealis ini juga,, niatku ini sempat berbelok arah saat ku kuliah,,, namun ‘sentilan’ yang dberikan Allah padaku membuatku kembali meluruskan niatku.

Alhamdulillah, Yaa Allah Kau memberikan hamba kemudahan. Mendapat tempat tinggal yang layak dan kondusif di perumahan kecamatan, Listrik yang cukup lancar, Air sumur yang jernih seperti air PDAM bahkan disedot dengan mesin sampai ke kamar mandiku (Karena tak bisa kubayangkan bila aku harus menimba air sumur setiap harinya, duhhhh... makin kurus donk), Rekan kerja yang ternyata asyik-asyik, Peserta didik yang relatif mudah di ajar serta banyak hal lainnya...............................

Semoga nikmatMu tak membuat hamba terlena dan ujianMu tak membuat hamba kufur terhadapMu.

SYUKUR ALHAMDULILLAH ATAS SEGALA NIKMAT YANG ENGKAU BERIKAN

Nikmatilah setiap situasi...
Analisalah setiap potensi....
Tingkatkan Prestasi....
Dan perbaiki Kondisi.......!!
Separah apa pun kondisi yang ada,,,,, InsyaAllah dapat diperbaiki.... Karena Ga Ada yang Mustahil selama hal tersebut tidak diMustahilkan oleh Allah......