Sabtu, 09 Januari 2010

Penyakit menular

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme yag patogen.
Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri maupun fungi. mikroorganisme ini dapat menularkan penyakit dengan memasuki tubuh melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran genitalia, kulit serta malalui gigitan. car amasuknya mikroorganisme ini ada yang melalui perantara (vektor) dan ada yang melalui madium (udara, aiar atau makanan).

Postulat Koch merupakan suatu dalil oleh Robert Koch yang berisi pengembangan cara untuk menentukan mikroba penyebab penyakit.
Dalil-dalil postulat koch sebagai berikut:
1. Mikroorganisme yang dicurigai harus selalu kedapatan pada saat peyakit tersebut
2. Mikroorganisme tersebut harus bisa diambil dari penyakit tersebut untuk mendapatkan biakan murni.
3. Jika bakteri piaraan tersebut diberikan pada binatang yang sehat maka binatang tersebut harus terkena penyakit yang sama.
4. Mikroorganisme tersebut harus kedapatan lagi dan dapat dibiakan murni.

dari dalil-dalil tersebut bila suatu mikroorganisme dicurigai sebagai penyebab penyakit dan memenuhi ke-4 dalil tersebut maka dapat dipastikan bahwa mikroorganisme yang dicurigai tersebut merupakan penyebab penyakit tersebut.

namun, tidak selalu ke-4 dalil ini harus dipenuhi, apalagi bila ada faktor-faktor tertentu (yang terbukti secara ilmiah) yang mendukung tidak terpenuhinya postulat Koch.Contoh basil tipus memenuhi kriteria 1 dan 2 postulat koch sedangkan postulat 3 dan 4 tidak terpenuhi. tetapi, dapat dijelaskan bahwa bila imunitas dari hewan target tinggi maka hewan tersebut tidak terkena penyakit. sehingga, walaupun kriteria Koch tidak terpenuhi tetap ditentukan sebagai penyebab penyakit tipus.

Minggu, 03 Januari 2010

Penelitian Tindakan Kelas

PTK Duuuuuuuhhhhh Ribet... ternyata ya........

Banyak definisi bagaimana pelaksanaan PTK. Contohnya saja pada saat kuliah dulu PTK yang umum nya dilakukan yaitu menggunakan satu model pembelajaran pada materi yang berkelanjutan dan kemudian merekam proses maupun hasil pembelajaran untuk dilaporkan. Itu pelaksanaan PTK yang saya ketahui dan laksanakan pada saat bersttus mahasiswa di Unlam.

Sedangkan pada saat kerjasama membuat PTK dengan seorang guru berstatus mahasiswa UT. Dosen pengajar UT dan juga seorang dosen tetap unlamyang membimbing penelitian tindakan kelas kami menyatakan bahwa PTK dilakukan pada materi yang sama namun menggunakan metode pembelajaran yang berbeda (Perbaikan proses pembelajaran).

Tetapi, walaupun begitu dosen yang lain menyatakan bahwa PTK itu dilaksanakan pad amateri yang berkelanjutan dan metodenya boleh berbeda. Adanya perbedaan tindakan dengan metode berbeda tersebutlah yang dinyatakn sebagai tindakan kelas. Karena dalam proses pembelajaran tidak ada metode yang dianggap paling tepat, Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan metode dalam meningkatkan hasil belajar maupun proses pembelajaran. Kan ga ada metode yang terbaik walaupun materi pembelajaransama karena setiap situasi pembelajaran; baik kondisi murid, ketersediaan sarana dan prasarana, maupun kemampuan guru mengelola kelas. So, banyak faktor.

Itu sieh baru dalam proses PTK lo... Seringkali yang juga dipermasalahkan yaitu cara penulisan laporannya. Ada yang minta setiap langkah pelaksanaan pembelajaran sebagai proses tindakan dimasukkan ke dalam hasil, dan ada yang bilang klo itu cuma suplemen penelitian yang ga perlu dimasukkan. Dan banyak deh pokoknya........

Yang terpenting buat kita2 sieh (sebagai mahasiswa ataupun guru yang dibimbing saat melaksanakan dan menyusun laporan PTK) yaitu dapat menyesuaikan antara teori PTK yang dipahami sesuai definisi penulis dan yang membimbing PTK. Karena bila penyesuaian tersebut ga dilakukan secara otomatis laporan PTK ga akan selesai-selesai.

Selama mengikuti seminar2 PTK seringkali terlihat adanya perbedaan penafsiran PTK tersebut. tapi, selama yang diketahui sieh belum ada seminar yang membahas mengenai perbedaan sudut pandang pelaksanaan PTK dan perlunya konsensus baku pelaksanaan PTK dan penyusunan laporan PTK. Konsensus baku ini penting banget agar kami ga bingung2 lagi klo membuat PTK.

So,,, Salut banget deh buat yang berhasil nyelesaikan PTKnya!!!! dan memang ga ada yang sempurna semoga laporan-laporan PTK yang berikutnya semakin OKs Ya.

Penulisan Proposal

Bwt adk2 angkatan moga-moga nie bermanfaat ya..., baik pada saat kalian kuliah di MK Penelitian Pend maupun pada saat mau nyusun skripsi. Keep Spirit!!!

Rambu- rambu Penulisan Proposal

Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
 Kemukakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, kesenjangan teoritis maupoun praktis yang melatarbelakangi masalah yang akan diteliti.
 Paparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, diskusi ilmiah, pengalaman, pengamatan.

Rumusan Masalah
 Nyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya.
 Pernyataan lengkap terinci mengenai ruang lingkup masalah.
 Disusun secara singkat, padat dan jelas.
 Dalam bentuk kalimat tanya.
 Menampakkan variabel yang diteliti, jenis dan sifat hubungan antar variabel, dan subyek penelitian.
 Dapat diuji secara empiris, memungkinkan dikumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Tujuan Penelitian
 Mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.
 Mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian.
 Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Hipotesis Penelitian
 Bukan hal mutlak ada.
 Ditulis setelah melakukan kajian pustaka.
 Merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
 Secara teknis dicantumkan dalam Bab I.
 Bersifat definitif atau direksional (memperlihatkan adanya hubungan atau perbedaan dan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
 Menyatakan pertautan antara dua variabel.
 Dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
 Dirumuskan secara singkat, poadat dan jelas.
 Dapat diuji secara empiris.

Kegunaan Penelitian
 Pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan.
 Kelayakan atas penelitian/masalah yang diteliti.
 Layak dilakukan.
Asumsi Penelitian
 Asumsi substantif; terkait dengan masalah penelitian.
 Asumsi metodologis; terkait dengan metode penelitian.

Ruang Lingkup
 Variabel-variabel yang diteliti.
 Populasi/subyek penelitian.
 Lokasi penelitian.
 Penjabaran sub variabel menjadi indikator empiris.

Keterbatasan Penelitian
 Tidak mutlak harus ada.
 Keterbatasan ruang lingkup kajian (alasan prosedural, teknik penelitian, faktor logistik.
 Keterbatasan yang berhubungan dengan adat, tradisi, etika, kepercayaan.

Definisi Operasional
 Dibuat kalau timbul perbedaan pengertian.
 Pengertian diberikan oleh peneliti, bukan kutipan.
 Menunjuk kepada alat pengambil data atau mengacu bagaimana mengukur variabel.

Bab II Kajian Pustaka
 Mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas.
 Mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian lain yang dikajinya.
 Menggunakan kepustakan dari disiplin ilmu lain yang dapat memberikan implikasi terhadap penelitian yang dilakukan.
 Memaparkan hasil pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan cara yang sistematis.

Bab III Metode Penelitian

Rancangan penelitian
 Khususnya penelitian eksperimental.
 Strategi mengatus latar penelitian agar memperoleh data yang valid sesuai dengan ciri variabel dan tujuan penelitian.
 Mengacu kepada hipotesis yang ingin diuji.
 Dalam penelitian non eksperimental berisi penjelasan tentang jenis penelitian ditinjau dari tujuan dan sifatnya, variabel yang dilbatkan dan hubungan antar variabel.

Populasi dan Sampel
 Subyek penelitian; jika digunakan sampel total (pada penelitian eksperimental).
 Responden; jika dilakukan penelitian survei.

Instrumen Penelitian
 Menyangkut validitas dan reliabilitas.

Pengumpulan Data
 Langlah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data.
 Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat.
 Jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.

Analisis Data
 Statistik yang digunakan.

Sumber Acuan
 Hasil-hasil penelitian.
 Seminar hasil penelitian.
 Jurnal penelitian

Pendekatan Kooperatif tipe TGT

Pendekatan kooperatif yang berkembang sekarang ini sudah banyak banget tipe-tipenya. Bahkan dari satu tipe yang ada dapat divariasikan dan dimodifikasi. Tentu saja tanpa mengubah kekhasan tiap tipe pembelajaran yang ada.

Salah satu contoh tipe pembelajaran yang cukup banyak divariasikan dan digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah TGT. Tipe TGT menurut Slavin terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition).

Kekhasan dari tipe TGT adalah adanya permainan akademik yang dilakukan oleh siswa dan diadakan pertandingan (tournament). Permainan akademik yang dilakukan oleh siswa ini menggunakan kartu. Dari beberapa penelitian yang ada tipe permainan ini ternyata menjadi bervariasi.

Imelia (2009) melakukan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan cara sebagai berikut:

a. Para siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana dalam 1 kelompok terdiri atas 5 - 6 orang untuk membahas dan mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Menetapkan siswa dalam masing-masing kelompok dengan nama hewan yaitu pada kelompok 1 siswa A sebagai Planaria 1, siswa B sebagai bekicot 2, siswa C sebagai serangga 3, dan seterusnya. Siswa disuruh berdiskusi untuk mengerjakan LKS dan mempersiapkan diri dengan mempelajari materi untuk bermain dalam turnamen.

b. Guru membagi siswa menjadi 2 tim kelompok baru dengan anggota masing-masing kelompok 5 orang yang berasal dari kelompok berbeda. Para siswa dalam 1 kelompok dihadapkan dengan siswa pada kelompok lain dalam satu meja turnamen.

  1. Guru menyajikan pertanyaan dalam bentuk kartu-kartu permainan.
  2. Dimulai dari salah satu anggota tim, misal tim A nomor 1 mengocok kartu dan mengambil satu buah kartu yang berisi pertanyaan dan menjawabnya.
  3. Maka nomor 1 dari tim B yang akan mengoreksi jawabnya.
  4. Bila jawaban benar, maka kartu diambil oleh pemain nomor 1 dari tim A dan bila jawaban salah maka kartu dikembalikan lagi.
  5. Kemudian dilanjutkan dengan giliran tim lawan. Berturut-turut sampai kartu habis.
  6. Kartu yang diperoleh tim dikumpulkan dan diberi nilai. Tim yang paling banyak mengumpulkan kartu itulah yang menang.


Dalam proses pembelajaran yang dilakukan imelia ini proses permainan akeademik dan turnamen dilakukan dalam satu pertemuan. Langkah pembelajaran yang dilakukan oleh Imelia ini ditentukan sesuai teori slavin, bimbingan 2 orang dosen dan disepakati oleh 3 orang dosen melalui 2 kali seminar.

Variasi lain dari tipe TGT ini yaitu melalui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan Suhadi (http://suhadinet.wordpress.com/2008/06/14/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-silakan-download/) . Langkah pembelajarannya yaitu sebagai berikut:

ATURAN PERMAINAN “DESTINASI”

PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE TGT

1. Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, atau 4 yang ditentukan

oleh guru. Penomoran ini kemudian digunakan untuk menentukan anggota tim

tersebut bermain pada turnamen ke berapa. Misal pada tim Cinderella, salah

satu anggota yang bernama Budiarti diberi nomor 1 oleh guru, ini berarti

Budiarti akan bermain pada turnamen 1, Tanti yang diberi nomor 2, berarti

akan bermain pada turnamen 2, demikian seterusnya.

2. Tim lain juga demikian, diberi penomoran oleh guru, sehingga semua anggota

tim yang memperoleh nomor 1, akan bermain di turnamen 1, yang

memperoleh nomor 2 akan bermain di turnamen 2, dan seterusnya.

3. Ada 4 macam kartu yang akan menjadi destinasi (takdir) bagi tim yang

melempar dadu, berdasarkan mata dadu yang muncul. Tim mungkin akan

mendapat kartu:

a. Merah

: berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang harus

dijawab oleh si pelempar dadu (anggota tim yang ikut dalam turnamen

itu). Jika si pelempar dadu ini tidak dapat menjawab pertanyaan itu

dialihkan ke anggota tim lain yang juga sedang ikut dalam turnamen itu,

sesuai urutan tim.

b. Biru

: berisi pertanyaan yang juga berkaitan dengan materi, yang dapat

dijawab dari hasil diskusi bersama oleh seluruh anggota tim. Jika tim

pelempar dadu tidak dapat menjawab atau jawaban salah, maka

pertanyaan itu dialihkan ke tim lain, sesuai urutan tim.

c. Hijau

: berisi pertanyaan yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran,

tetapi bertujuan menguji anggota tim yang sedang ikut turnamen, apakah

mereka mengetahui hal-hal yang sifatnya pribadi dari anggota-anggota

timnya. Contoh pertanyaan: “Apa hobi teman-temanmu satu tim?”

d. Kuning

: berisi permintaan yang harus dipenuhi oleh anggota tim yang

melempar dadu supaya dapat melempar dadu kembali untuk untuk

memperoleh kartu lainnya. Contoh permintaan: Nyanyikan dulu lagu

kesukaanmu saat ini. Setelah itu kamu boleh melempar dadunya kembali

untuk memperoleh pertanyaan.

4. Waktu yang diberikan untuk menjawab setiap pertanyaan adalah 30 detik,

setiap jawaban benar memperoleh poin 10, sedangkan jawaban yang salah

tidak mendapat poin.

5. Permainan dimulai dengan meletakkan “biji” semua tim pada kotak start .

Permainan ini dimulai dengan turnamen 1, setelah 1 kali putaran (setelah

semua siswa anggota tim yang bermain pada turnamen ini memperoleh

kesempatan melempar dadu). Langkah biji kemudian dihitung berdasarkan

mata dadu yang muncul. Biji kemudian sampai langkahnya pada kotak

destinasi tertentu dan akan menunjukkan nomor soal yang harus dijawab

berdasarkan nomor kotak destinasi.

6. Permainan kemudian dilanjutkan ke turnamen berkutnya sampai ke turnamen

4, lalu kembali lagi turnamen 1, untuk memasuki putaran ke-2.

7. Jika suatu ketika biji milik salah satu tim mencapai END dari papan destinasi,

maka penghitungan langkah kembali mulai dari START.

8. Jika suatu ketika biji salah satu tim jatuh di bagian kotak destinasi yang

kartunya telah diambil, maka dadu dilempar kembali sehingga biji jatuh di

kotak destinasi yang masih ada kartunya.

Untuk Kotak destinasi secara lengkap dapat dilihat di (http://suhadinet.wordpress.com/2008/06/14/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-silakan-download)

Proses permainan akademik dalam penelitian yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh Bapak Aminudin P.P, M.Pd (DosenUnlam) berbeda dari permainan akademik yang dilakukan oleh Imelia maupun Suhadi. Namun, kekhasan dari tipeTGT sesuai penjelasan Slavin tetap ada dalam pembelajaran yang dilaksanakan. So, walaupun sama-sama menggunakan pendekatan kooperatif tipe TGT variasi proses permainan akademiknya cukup beragam. dan hal ini sah-sah saja ko!!